Kamis, 15 Agustus 2013

Mengenal Sosok Pelukis Sri Hadhy Oleh Slamet Priyadi


Sang Maestro Sri Hadhy bersama Jusuf Kala

Blog Slamet Priyadi – Kamis, 15 Agustus 2013 – 14:52 WIB - Pelukis yang satu ini tangdangnya di jagad kesenilukisan Indonesia, memang sudah dikenal secara luas baik nasional maupun internasional.  Dialah Sri Hadhy yang dilahirkan di kota kecil Purwodadi terletak di antara Surakarta, Demak dan Blora pada 18 Desember 1943.  Minat dan bakat Sri Hadhy terhadap seni lukis begitu besar. Maka dia mengembangkan bakat seni lukisnya itu dengan belajar melukis selama satu tahun di Himpunan Budaya Surakarta yang dibimbing oleh Dr. Moerdowo. Kemudian kembali melanjutkan belajar seni lukis ke Akademi Kesenian Surakarta (AKS). Pada tahun 1962, Sri Hadhy kembali memperdalam seni lukisnya ke Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Di sana ia dibimbing langsung oleh pelukis ternama Abas Alibasyah.  

Sudah berbagai macam pengalaman dan romantika berkesenian dilaluinya. Merasa jenuh di dalam negeri, Sri Hadhy melakukan perjalanan keliling Asia selama 3 tahun. Menjadi pengajar seni lukis di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada 1972, dengan berbasis di Den Haag, Belanda, Sri Hadhy keliling Eropa dan Afrika Utara. Di Den Haag ia kembali memperdalam ilmu seni di Vrije Acadenie voor Beeldende Kunsten de Vrije Academie Psychopolis. Sebagai seniman lukis yang konsisten dengan keprofesionalannya itu, Sri Hadhy sudah ratusan kali berpameran tunggal di dalam maupun luar negeri. Belum lagi dengan pameran bersama dengan para pelukis ternama lainnya yang sudah tak terhitung berapa kali diikutinya.

Karya-karya lukis Sri Hadhy merupakan rekaman keadaan lingkungan dan fakta di lapangan yang diramu dengan subyektifitas estetika serta pemikiran dan pendapat beliau atas fakta tersebut. Sehingga apabila sepintas menyimaknya kita tidak akan menemukan makna dan arti yang terkandung dalam karya-karya lukisannya itu. Seperti peristiwa biasa saja yang semuanya itu ada dan banyak terjadi di lingkungan sosial masyarakat. Simak saja lukisan cat minyak di atas kanvas berukuran 90 x 90 cm yang diberi judul “Jago Tarung” yang dibuat tahun 2006.  Makna yang terkandung dalam lukisan tersebut sesungguhnya adalah dalam persaingan yang ketat di era global sekarang ini, kekuatan (kejagoan) menjadi unsur yang dominan. Tanpa kekuatan atau kejagoan maka kita akan menjadi bangsa yang kalah. Simak juga lukisan cat minyak di atas kanvas berukuran 80 x 80 cm yang diberi judul “Alphen”. Menggambarkan kepada kita bahwa untuk mencapai reputasi yang tinggi seperti tingginya pegunungan Alphen memang diperlukan semangat juang yang tinggi dan tak kenal kata menyerah.
 
Sri Hadhy, Jago Tarung, 90 x 90 cm, cat minyak di atas kanvas, 2006
 
Sri Hadhy, Alphen, 80 x 80 cm, cat minyak di atas kanvas, 2010
Semua karya-karya lukisan Sri Hadhy memiliki gaya yang khas. Sapuan kuas dengan paduan pisau palet dan harmonisasi warna-warna yang demikian semarak memantulkan estetika dan rasa emphatic pada setiap individu penikmatnya. Dan, itu membuktikan bahwa beliau adalah salah satu sang maestro pelukis Indonesia selain Affandi, Sudjoyono, Basuki Abdullah, dan lainnya.

Penulis:
Slamet Priyadi Pangarakan, Bogor

Selasa, 13 Agustus 2013

GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA by Slamet Priyad...

Image "Mengarahkan siswa agar mengexplorasi materi pembelajaran secara mandiri (Foto: Slamet Priyadi)
Mengarahkan Siswa agar mengexplorasi secara mandiri materi pembelajaran
Blog Slamet Priyadi - Rabu, 14 Agustus 2013 - 11:02 WIB - Elemen yang paling penting dan mendasar dalam sistem pendidikan dan pengajaran di sekolah adalah guru, sebab guru merupakan prajurit utama di lapangan yang berperan sebagai ujung tombak  berhadapan langsung dengan murid di kelas.  Sikap guru di kelas yang penuh perhatian, akrab dan tidak diskriminatif terhadap siswa bisa memberi dorongan semangat dan motivasi belajar siswa.  Hal ini sebagaimana dinyatakan Jamaludin, “Rasa hormat dan penuh kasih sayang yang ditunjukkan oleh seorang guru merupakan syarat utama kesuksesan siswa” [Pembelajaran Yang Efektif, hal. 36].  Apabila proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional siswa, ada dialog secara interaktif dan komunikatif besar kemungkinan proses pembelajaran akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
B         Berkait dengan hal tersebut di atas seyogyanya guru dalam mengajar di kelas harus:
1.   Sesering mungkin memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengundang respon siswa terkait dengan       materi pokok bahasan.
2. Menjaga agar pembelajaran fokus pada materi yang telah ditetapkan tidak melantur kemana-mana. Subyek materi yang beragam membuat suasana menjadi tidak focus dan tidak efektif.
3.    Menjaga agar kelas dan siswa terkonsentrasi pada orientasi belajar.
4.  Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, inovatif, kreatif, efektif sehingga siswa dapat leluasa bertanya dan mengungkapkan pikiran dan perasaannya tanpa rasa takut sedikitpun.
5.  Menguasai materi pokok bahasan dengan baik dan kompeten. Artinya,  bisa dipertanggungjawabkan secara profesional baik persiapannya, penguasaan diri dalam menyampaikan materi, penyampaian metode pembelajaran yang tepat maupun kemampuan dalam menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa.
Sikap dan prilaku guru yang penuh cinta, bersedia mendengarkan apa yang disampaikan, memberikan kepercayaan kepada siswa, dan tidak mendominasi jalannya proses pembelajaran, juga merupakan faktor penting yang sangat menentukan dalam menciptakan dan membangun suasana belajar yang kondusif yang sudah barang tentu menentukan keberhasilan guru dalam mengajar.  Keberhasilan guru dalam mengajar, memiliki arti guru berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.  [SP091257]
Penulis:
Slamet Priyadi Pangarakan, Bogor

GURU SMAN 42 JAKARTA MENULIS: GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA by Slamet Priyad...:   Mengarahkan Siswa agar mengexplorasi secara mandiri materi pembelajaran Blog Slamet Priyadi - Rabu, 14 Agustus 2013 - 11:02 WI...

Sabtu, 10 Agustus 2013