Sabtu, 27 April 2013

Seni Melatih Daya Konsentrasi By Slamet Priyadi



Denmas Priyadi Blog│Sabtu, 27 April 2013│14:20 WIB
 
Melatih Daya Konsentrasi (Foto: SP)
Melatih daya konsentrasi (Foto: SP)
UNTUK melakukan latihan konsentrasi, ada beberapa tahap yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Apabila setengah-setengah dan tidak serius untuk melakoninya, maka hanya kegagalan yang kita dapatkan. Adapun tahapan-tahapan latihan yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut:

1. Berlatih dengan menggunakan gambar-gambar

Dalam tahap ini sebaiknya berlatih di tempat yang sepi dan tenang. Upayakan jangan sampai ada yang mengganggu, dan juga jangan sampai ada pengaruh dari luar diri anda yang bisa menggagalkan latihan anda. Lebih utama lagi jika anda melakukannya di dalam kamar seorang diri, atau di dalam ruangan yang tertutup.
Konsentrasi dengan menggunakan gambar-gambar adalah alat yang anda gunakan untuk membantu latihan ini berupa gambar-gambar yang dibagi dalam beberapa langkah:

a. Langkah ke satu

Tahap awal ini dapat anda lakukan secara sederhana. Sediakan gambar sederhana dan hanya berwarna dua macam, hitam dan putih saja. Seandainya gambar kucing. Letakkan gambar tersebut di hadapan anda, duduklah dengan santai, kendorkan syaraf dan kosongkan pikiran. Mata tertuju pada gambar yang dimaksudkan. Rekamlah semua coretan, bulu-bulu dari gambar kucing tersebut, dan bentuk yang bisa anda lihat. Lakukan beberapa saat lamanya. 

Setelah pengamatan dirasa cukup, tutuplah gambar yang telah anda amati tadi. Jangan sekali-kali melihatnya. Kemudian cobalah anda berbaring. Bayangkan, ingat-ingatlah apa yang pernah atau baru saja anda lihat dari gambar tersebut. Mulai dari bentuk yang terbesar sampai pada coretan terkecil, bulu-bulunya. 

b. Langkah ke dua    
                     
Jika dalam tahap ke satu mampu membayangkan bentuk dari gambar yang sudah diamati, kini anda bisa melangkah pada tahap selanjutnya. Yaitu mengamati gambar dengan warna yang tidak hanya hitam dan warna putih, melainkan gambar dengan beberapa warna. Sebagai contoh disini adalah foto berwarna. Ambillah foto berwarna dengan latar belakang pemandangan. Letakkan foto tersebut di sebuah ruangan yang cahaya dapat masuk dan bisa menyinari foto tersebut. Ambil jarak dengan foto kira-kira 50 cm. Amati foto tersebut dengan seksama, mulai warna pepohonan sampai yang terkena sinar matahari. Kemudian tutup foto tersebut. Sekarang cobalah anda bayangkan dari warna dan letak pepohonan. Jika anda sudah bisa mengingat , kemudian buka foto tadi dan cocokkan dengan ingatan anda. Jika anda belum mampu untuk menyamakan antara yang anda ingat dengan foto tadi, cobalah diulang kembali teerus sampai anda benar-benar dapat mengingatnya.

Apabila anda sudah mampu membayangkan dari warna dan letak dan menyamakan dengan foto tersebut, sekarang ambillah jarak antara anda dan foto lebih jauh lagi. Kira-kira 75 cm dari jarak foto yang anda hadapi. Cobalah amati secara seksama kemudian tutuplah foto tersebut. Anda pejamkan mata, bayangkan kalau letak dari pepohonan dan warnanya sudah sama dengan yang ada di foto.

c. Langkah ke tiga 

Langkah ini merupakan yang terakhir. Dalam tahap ini harus sudah mampu melakukan latihan tahap awal dan tahap ke dua. Oleh karena dalam tahap terakhir ini konsentrasi kita harus sudah betul-betul dipusatkan bukan dengan gambar yang berwarna, melainkan menggunakan bulatan hitam. Misalnya: "Buatlah bulatan hitam di atas kertas putih dengan garis tengah 5 cm. Setelah itu ambil jarak dengan gambar tersebut kira-kira 50 cm. Lihatlah bulatan teersebut sampai menjadi titik yang terkecil". Dalam tahap ke tiga ini anda mengalami akibat dari latihan, yaitu mata berair. Tapi ini jangan sampai merisaukan anda oleh karena tidak membahayakan anda. Nanti jika anda sudah terbiasa dengan latihan-latihan secara teratur hal yang demikian tidak akan terjadi lagi.

Apabila sudah mampu dengan latihan dari tahap pertama hingga tahap terakhir, sekarang cobalah dengan membunyikan radio tape, kemudian amati foto diri anda. Setelah itu tutup foto tersebut. Pejamkan mata anda dan coba bayangkan warna-warna yang ada dalam foto tadi. Sementara radio tape terus dibunyikan. Jika bayangan foto yang anda amati anda rasa sama dengan foto, bukalah mata anda dan cocokkan dengan foto tersebut. Apabila berhasil dengan latihan ini, maka anda telah lulus. Akan tetapi seandainya belum berhasil juga maka sebaiknya dilatih lagi sampai anda bisa menyamakan antara foto dengan yang anda bayangkan. 

2. Melatih daya konsentrasi dengan menggunakan huruf

Setelah anda dapat memusatkan pikiran dalam membayangkan gambar yang berwarna, sekarang marilah mencoba dengan huruf. Dalam melakukan latihan ini sebaiknya anda berada sendirian dalam ruangan. Sebelum anda memulai latihan ini, agar dipersiapkan terlebih dahulu semua perlengkapan yang dibutuhkan, kemudian tulis dan susunlah serangkaian huruf-huruf seperti ini : A, E, G, B, F. 

Setelah selesai tempelkan huruf-huruf tersebut kira-kira tingginya sama dengan ketinggian mata anda. Ambil jarak anda berdiri dengan huruf tersebut kurang lebih 75 cm. Perhatikan dan amati secara seksama letak dari huruf tersebut selama 5 menit. Setelah itu anda berbalik dan tidak melihat letak dari huru-huruf tadi. Jika anda ingat dengan letak huruf tersebut dan anda kira betul, berbaliklah menghadap huruf yang ada di depan anda. Sudah sama atau belum dengan letak huruf yang berada dalam angan-angan kita. Apabila sudah sama, sekarang huruf tadi kita ganti dengan huruf-huruf lainnya. Contoh huruf V, S, F,J,P,Z,X. 

Caranya sama seperti tadi. Hanya jaraknya, antara tempat kita berdiri denngan huruf yang menempel di dinding agak jauh dari sebelumnya. Kira-kira letak posisi kita berdiri dengan huruf kurang lebih 100 cm. Setelah letak huruf-huruf tadi terekam dalam ingatan kita, barulah kita menghadap ke belakang atau membelakangi huruf. Apabila anda rasa letak huruf yang berada dalam ingatan sama letaknya dengan huruf yang menempel di dinding, barulah kita berbalik.

3. Melatih daya konsentrasi dengan menggunakan keadaan 

Sesungguhnya yang dapat dijadikan obyek latihan konsentrasi bukan bergantung dari warna dan huruf saja. Masih banyak jika mau mencobanya. Keadaan atau suasana di sekeliling diri kita bisa juga dijadikan sarana latihan konsentrasi, seerti dalam ruang belajar, pekarangan rumah, dan di alam terbuka. Dalam latihan kali ini dibagi dalam beberapa tahap. 

a. Tahap ringan (tahap pertama).

Duduklah anda di dalam kamar pribadi atau di dalam kamar belajar. Lihat, barang apa saja yang ada dalam kamar tersebut. Amati dengan cermat benda-benda yang ada dalam kamar. Mulai dari meja, alat tulis, bantal, guling, bahkan sampai yang terkecil sekalipun, harus anda amati dengan benar. Kemudian lakukan pengamatan anda sampai kurang lebih 10 menit lamanya. Setelah selesai pengamatan, keluarlah dari kamar. Sekarang masuklah anda ke dalam kamar yang suasananya berbeda dengan kamar semula. Santailah di dalam kamar tersebut kurang lebih 5 menit, sambil mengingat-ingat kembali barang-barang apa yang ada di dalam kamar semula. Apabila anda sudah mampu mengingat, kembalilah ke kamar semula dengan mengingat dimana letaknya barang tersebut. Sama atau tidak dengan kenyataan yang anda lihat. Apabila anda sudah mampu mengingat dan hasilnya sama dengan kenyataan yang ada, maka selanjutnya cobalah dengan tahap ke dua (pertengahan). 

b. Tahap pertengahan.

Dalam tahap yang ke dua ini kita tidak lagi latihan di dalam kamar. Dalam tahap ini kita lebih berani untuk mencoba di luar, yaitu di pekarangan rumah. Jika di dalam rumah kita tidak memilih waktu, maka di luar rumah kita harus menentukan waktu latihan yang tepat yaitu memilih waktu yang tenang dan sepi. Waktu yang tepat untuk itu adalah malam hari. Cobalah anda amati apa yang ada di sekeliling anda. Amati pepohonan, binatang malam, dan apa saja yang ada di sekeliling anda. Amati benda-benda tersebut dengan teliti, kemudian masuklah ke dalam rumah. Ambil buku bacaan dan bacalah. Sambil membaca anda harus mengingat-ingat kembali benda yang telah anda amati tadi. Jika anda dalam membaca masih ingat benda-benda tersebut keluarlah. Cocokkan dimana letak pepohonan dan binatang malam tadi.

c. Tahap akhir (tahap berat) 

Dalam tahap ini kita akan melangkah lebih jauh lagi yaitu berlatih di alam bebas, seperti di dalam hutan, pegunungan, padang ilalang, pantai dan lain-lain. Dalam latihan ini lebih menekankan pada pendengaran dan penglihatan. Kita berlatih di tepi pantai. Dalam latihan ini mungkin anda mendengar suara ombak yang menderu-deru yang mengacaukan daya konsentrasi anda, akan tetapi dengan latihan terus menerus akhirnya anda akan mampu membendung suara-suara yang mengganggu latihan anda. Cobalah anda berdiri di tepi pantai. Saksikan dan amti burung camar yang terbang, awasi pula perahu-perahu nelayan. Lakukan latihan ini sampai 15 menit lamanya. Kemudian pergilah dari tepi pantai itu menuju hutan atau tempat yang jauh dari pantai. Anda harus mengingat kembali apa yang telah anda lihat. Jika dalam mencoba mengingat, anda mendengar suara seperti suara burung camar, itu berarti daya pendengaran ikut menyatu di dalam pikiran dan jiwa yang telah anda satukan dan anda pusatkan ke dalam ingatan.

Memang, mata kita melihat pada pepohonan, akan tetapi yang terbayang di mata bukanlah yang sedang kita lihat pada saat itu, bukan pula pepohonan yang berada di hadapan kita. Saat itu pandangan kita dalam keadaan kosong karena yang terbayang hanyalah penglihatan di tepi pantai tadi. Mewujudkan bayangan dengan mata terbuka bagi anda yang baru belajar akan sulit rasanya. Sebab dengan mata terbuka kita tidak bisa memfokuskan mata kita pada obyek yang kita kehendaki. Kita pusatkan dan konsentrasikan penglihatan kita pada obyek yang dikehendaki. Jika anda sudah bisa mewujudkan bayangan tersebut, biarpun anda menghadap dinding atau menatap dedaunan sekalipun, yang nampak adalah tetap obyek yang telah terekam dalam ingatan anda.

Jika anda sudah mampu memusatkan seluruh perhatian dan pikiran disaat mewujudkan bayangan, maka untuk dapat mengetahui hasilnya adalah sangat mudah, karena didalam membuat bayangan dalam pikiran anda itu akan terbayang pada obyek yang dijadikan sasaran penglihatan kita. Jika anda dapat membayangkan dan mampu mewujudkan dengan jelas, ini adalah berkat dari pada pemusatan pikiran dan perhatian seluruhnya dari anda sendiri. Sekaligus anda berhasil melatih daya konsentrasi anda.

4. Melatih daya konsentrasi dengan menggunakan rasa

Kita semua sudah merasakan pedasnya cabe rawit, asinnya garam, panasnya sengatan matahari disiang bolong, dan lain sebagainya. Apa yang pernah kita rasakan, apa itu sentuhan, penciuman, sebanarnya bisa dijadikan obyek latihan daya konsentrasi juga. Untuk latihan konsentrasi ini mari kita menggunakan lidah sebagai media bantunya.

Lidah adalah organ atau bagian dari tubuh yang juga sangat penting fugsinya. Dengan lidah kita dapat membedakan rasa makanan yang kita makan. Sekarang, lidah kita pergunakan sebagai alat bantu pada latihan kita kali ini. Adapun obyek yang kita pakai adalah cabe rawitt. Ambillah cabe rawit, dan jangan membayangkan rasanya. Cuci dan kunyahlah cabe rawit tersebut. Lidah akan merasakan pedas dan akhirnya akan mengirimkan rasa pedas ini pada pusat pikiran kita. Setelah merasakan rasanya, jangan mengunyah cabe lagi dalam beberapa hari. Pergilah anda ke kebun yang ada tanaman cabe, pasti kita akan teringat dengan rasanya yang pedas, meskipun kita tidak memakannya. Nah, rupanya konsentrasi kita pada cabe pada waktu itu muncul dengan sendirinya.

Kini yang kita jadikan alat bantunya hidung, anda tentu pernah mencium aroma baunya sate, parfum, bahkan bangkai. Sate, parfum dan bangkai bisa juga dijadikan sebagai obyek latihan. Disaat perut kita sedang lapar lalu mencium bau sate, biasanya kita akan langsung membayangkan nikmatnya makan sate. Begitupun dengan parfum, dimana disaat kita sedang berjalan atau berada di pusat perbelanjaan tiba-tiba mencium bau parfum. Anda tentu ingat dengan parfum yang ada di rumah anda.

Disaat seperti itu konsentrasi kita langsung menuju ke satu pusat sehingga kita bisa mengingat dengan jelas obyek yang baru saja kita rasakan. Atau diwaktu kita mengubur mayat yang bukan main baunya. Tentu kita akan membayangkan mayat tersebut sepulang dari pemakaman, bahkan baunya masih anda rasakan.
Dari cara di atas sesungguhnya anda dengan tidak sengaja telah konsentrasi dengan obyek yang sedang anda hadapi sebelumnya. Sehingga di lain waktu jika ada atau jika kita mencium bau dari obyek yang pernah kita rasakan. Langsung anda akan teringat lagi dengan obyek yang pernah kita lihat sebelumnya. Sesungguhnya berlatih konsentrasi dengan menggunakan rasa ini, lebih mudah untuk mempelajarinya ketimbang yang lain.

5. Melatih daya konsentrasi dengan menggunakan cuaca
Cuaca yang tidak menguntungkan bagi kesehatan kita dapat juga anda jadikan obyek latihan dalam melatih daya konsentrasi. Berlatih konsentrasi dengan menggunaka cuaca, anda akan merasakan sedikit kesulitan. Sebab dengan menggunakan cuaca ini anda harus konsentrasi penuh.

Dalam cuaca dan suhu yang dingin kita harus bisa menahan hawa dingin tersebut. Sulit bukan?! Tapi kali ini kita memang harus mencobanya. Sekarang mari kita coba. Dalam keadaan suhu dingin, anda harus memejamkan mata, cobalah anda mewujudkan dalam konsentrasi anda sesuatu sumber panas. Jika anda mampu mewujudkannya tahanlah bayangan sumber panas tersebut selama 15 menit lamanya. Kemudian salurkan bayangan sumber panas ke seluruh anggota tubuh. Sedikit demi sedikit anda akan merasakan rasa panas di sekujur tubuh. Apabila anda berhasil dalam latihan ini, anda jangan dulu puas, dan tidak mau latihan lagi. Sebab dengan latihan yang rutin, anda akan mampu mengusir hawa dingin sampai di bawah 0 derajat Celsius.

Bila anda mampu dan berhasil dengan latihan tersebut, maka latihan anda lanjutkan dengan membuka pakaian kecuali celana dalam. Biarkan hawa dingin merayapi tubuh anda sampai terasa ke tulang. Biarkan sampai 10 menit. Kemudian duduk bersila dengan tangan di atas lutut. Kendorkan otot-otot serta syaraf. Pejamkan mata, lalu tariklah napas secara perlahan-lahan sampai tiga kali tarikan nafas. Simpan di dalam dada sambil memusatkan pikiran anda. Wujudkan dalam bayangan seolah-olah anda berada di siang hari dengan panas menyengat tubuh anda. Tahan wujud dari bayangan tersebut sambil menghembuskan nafas secara perlahan pula. Salurkan konsentrasi tersebut ke seluruh tubuh. Sedikit demi sedikit hawa dingin yang anda rasakan lenyap. Jika belum berhasil, lakukan latihan ini secara rutin dan terus menerus hingga rasa dingin lenyap dari tubuh anda. 

Berlatih dengan cuaca panas. Latihan pertama anda harus menggunakan baju karena apabila langsung telanjang dada sedang anda masih dalam taraf pemula anda tidak akan mampu menahan panasteriknya cahaya matahari. Akan tetapi jika anda memakai baju dalam latihan taraf belajar ini, tentunya sinar matahari akan sedikit terhalang dengan pakaian yang anda pakai.

Caranya, anda berdiri di tengah ladang yang sepi, dan biarkan terik matahari menerpa anda. Apabila terasa panas, anda jangan punya pikiran untuk mencari tempat berteduh. Pejamkan mata anda sambil menarik nafas perlahan-lahan lelu hembuskan secara perlahan pula. Pada hitungan ke tiga tahanlah nafas untuk sementara sambil memusatkan pikiran. Wujudkan dalam konsentrasi anda seolah-olah anda berada di daerah pegunungan yang berudara sejuk atau berada di dalam rumah.

Bila bayangan tersebut tidak samar dan tidak terpecah belah, hembuskan nafas yang anda tahan tadi secara perlahan-lahan. Setelah itu salurkan wujud dari bayangan yang sudah anda pusatkan dalam ingatan tadi ke seluruh bagian tubuh. Dalam mewujudkan bayangan tersebut jangan sampai terpecah atau buyar. Rasakan perasaan tubuh anda, apakah masih terasa panas atau terasa sejuk seperti dalam bayangan kita. Apabila perasaan anda masih terasa panas, istirahatlah barang sejenak di bawah pohon yang rindang. Setelah tubuh terasa segar dan tidak terasa panas atau gerah, mulailah berlatih kembali seperti semula, sampai anda berhasil menaklukkan suhu panas menjadi sejuk seperti di dalam konsentrasi.

Di musim hujan, anda juga bisa berlatih. Hanya caranya yang berbeda. Misalnya pada saat hujan anda berada di rumah, amati dengan cermat titik-titik air hujan yang jatuh ke tanah. Wujudkan suatu bayangan orang yang sedang memakai paying. Seolah-olah dalam bayangan anda, orang yang berpayung itu adalah anda sendiri. Lalu tataplah ke diding rumah. Nanti di dinding akan muncul bayangan anda yang sedang berjalan di tengah-tengah derasnya hujan sambil menggunakan payung. Jika dalam konsentrasi, anda seolah-olah mendengar orang memanggil nama anda itu berarti daya pendengaran anda sudah bergabung menjadi satu dengan konsentrasi anda yang anda pusatkan pada bayangan tersebut. 

Konsentrasi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa pemusatan pikiran atau konsentrasi anda tidak akan bisa memecahkan masalah yang sedang anda hadapi. Oleh karena sering pikiran dan perhatian tidak semuanya anda fokuskan untuk hal tersebut. Jadi ini bisa menghambat cara kerja anda. Oleh sebab itu jika anda sedang menghadapi segala pekerjaan, seluruh perhatian dan pikiran harus anda tujukan dan anda satukan dalam menghadapi pekerjaan. Tanpa pemusatan pikiran dan konsentrasi penuh ketika anda sedang melakukan pekerjaan pasti hasilnya tidak akan memuaskan bahkan mengalami kegagalan.

Dalam praktik melakukan latihan daya konsentrasi banyak versi dan cara yang dilakukan. Ada dengan cara menggoyang-goyangkan kepala, anggota badan tertentu, baik dengan tujuan religius maupun dengan cara yang rumit ataupun yang sederhana. Dan perkembangan yang lainnya yang mungkin sukar anda lakukan. Oleh sebab itu latihan-latihan dengan cara seperti tersebut di atas, adalah cara yang lebih prakti dan mudah bila disbanding dengan cara menggoyang-goyangkan tubuh. Oleh karena dengan berdiam diri anda akan cepat dan mampu menguasai latihan daya konsentrasi.

Referensi:
Ki Wongso Pandji Indrajit. “Ilmu Penerawangan dan Kesaktian”. Bintang Timur-Surabaya
Penulis:
Slamet Priyadi
Rabu, 7 Juli 2010
Kp. Pangarakan – Bogor

Sabtu, 20 April 2013

Mengenang Sosok Pejuang Emansipasi Wanita Raden Ajeng Kartini (1879-1904) By SlametPriyadi



Denmas Priyadi Blog | Minggu, 21 April 2013 | 14:26 WIB

Raden Ajeng Kartini (1879 - 1959)
R.M. Adipati Ario Sosroningrat
SIAPA yang tak kenal dengan sosok Kartini? Seorang tokoh pejuang pergerakan wanita yang begitu gigih dalam memperjuangkan hak kaum perempuan untuk memiliki hak yang sama dengan kaum lelaki. Ya, Kartini tercatat dalam sejarah sebagai pejuang emansipasi wanita, pelopor kebangkitan kaum perempuan dari Jawa. Lahir di Kota Jepara pada tanggal 21 April 1879 dari seorang ibu bernama M.A Ngasirah anak dari Nyai Hajah Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur. Ayahnya seorang bangsawan Jawa, bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara putera dari Pangeran Ario Tjondronegoro IV yang diangkat menjadi Bupati dalam usia 25 tahun.

Dari sebelas bersaudara kandung dan tiri, Kartini merupakan anak ke-5 dan tertua dari saudara perempuan sekandungnya yang lain bernama, Kardinah dan Roekmini. Kakak laki-lakinya bernama Sosrokartono adalah seorang yang pintar dan menguasai berbagai macam bahasa terutama bahasa Belanda. Ia banyak belajar bahasa Belanda dari kakaknya itu, dan mendapat izin untuk memperdalam bahasa Belanda di “ELS” (EuropeseLagere School) hingga usia 12 tahun sampai akhirnya dipingit karena akan dikawinkan olehK.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang.

Penguasaan dan kepandaian Kartini dalam berbahasa Belanda, digunakannya untuk menulis surat kepada salah satu teman akrabnya, Rosa Abendanon yang berasal dari Negeri Belanda. yang banyak mengindor atau mendukung pemikiran, ide dan gagasan-gagasannya. Kegemarannya membaca, baik dari koran, majalah dan buku-buku Eropa, menambah wawasan pemikiran Kartini yang semakin luas. Inilah yang menambah semangat dan membangkitkan motivasi Kartini mewujudkan cita-citanya memajukan derajat kaum perempuan pribumi yang masih rendah status sosialnya dengan membangun sekolah pendidikan keputrian.  

Gagasan Kartini itu mendapat dukungan dari residen Semarang, Mr. Stijthof setelah membaca keritikan dari Conrad van De Venter lewat tulisan-tulisannya di majalah De Gid yang menjelaskan bahwa, “orang Belanda sangat berhutang budi pada rakyat Hindia Belanda yang telah memberikan devisa Negara yang begitu besar kepada Belanda. Dan, pemerintah colonial harus mengembalikan hutang sebesar 187 juta Gulden melalui proyek-proyek kemanusiaan, salah satunya adalah pendidikan”. ”.)*Sri Hartatik, A.Ma.Pd. “Kumpulan Kisah Pahlawan Indonesia”hal. 66

Dalam masa pingitannya Kartini terus memikirkan, bagaimana caranya agar Ia bisa melanjutkan pendidikannya ke Batavia atau ke Eropa. Cita-cita Kartini yang paling luhur adalah berkeinginan besar untuk menjadi guru sebagaimana ucapannya, 

“Saya ingin dididik menjadi guru. Ingin mencapai dua ijazah, yaitu ijazah guru sekolah rendah dan ijazah guru kepala. Mengikuti kursus pelatihan kesehatan, ilmu balut-membalut, pemeliharaan dan perawatan orang sakit, memperdalam seni kerajinan danketerampilan serta ilmu pengetahuan yang lain”.)*ibid hal. 65

Dalam pandangan dan pemikiran Kartini, apabila kaum perempuan telah memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang luas, jika kaum perempuan telah memiliki sejumlah keterampilan sebagaimana yang dimiliki oleh kebanyakan kaum lelaki, maka akan datang masanya kaum perempuan tak lagi terikat melulu bergantung kepada kaum lelaki. Kartini menyatakan, 

“Dari kaum perempuanlah seorang manusia pertama-tama menerima pendidikan dan pembelajaran, mulai belaja rmerasa, berpikir dan belajar berkata-kata”. Kartini menegaskan pula dalam satu surat yang ditulisnya, “Bagaimana ibu-ibu Bumiputera dapat mendidik anak-anaknya jika mereka sendiri tidak berpendidikan? Dapatkah mereka, kaum ibu, dipersalahkan yang karena ketidaktahuannya, karena kelemahan dan karena kebodohannya yang tidak disadarinya itu hingga merusak masa depan anak-anaknya”.)* ibid. hal. 65

R.A. Kartini dan suaminya K.R.M. A.A. 
Belenggu tradisi adat yang telah mengikat dan berakar kuat bagi kebebasan seorang wanita di masa itu membuat keinginan Kartini untuk mendirikan sekolah keputrian dan melanjutkan pendidikannya ke Eropa gagal. Akan tetapi Kartini terus mencari akal untuk bisa melanjutkan sekolahnya itu. Ayahnya tak bisa berbuat banyak untuk menentang tradisi. Meskipun Ia sangat mendukung cita-cita Kartini putrinya itu untuk mendirikan sekolah keputrian bagi kaum perempuan Bumi putera. Agar apa yang menjadi harapan Kartini dapat terkabul, ayahnya yang pada waktu itu menjabat sebagai bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosrodiningrat memilih dan meyakinkan Kartini bahwa calon suami yang cocok dan tepat untuk Kartini sesuai dengan harapan dan cita-citanya mendirikan sekolah keputrian bagi perempuan Bumiputera dan melanjutkan pendidikannya di Eropa, adalah Raden Mas Adipati Ario Djojoadiningrat, Bupati Rembang. Karena berdasar kesepakatan dengannya, Bupati Rembang itu akan selalu mendukung dengan apa yang menjadi cita-cita Kartini. Dan, Kartini meskipun hati nuraninya menolak, akan tetapi demi kepentingan yang lebih besar, demi kemajuan kaum wanita, pada akhirnya menyetujui juga dengan jodoh pilihan orang tuanya dikawinkan dengan Bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadiningrat yang sudah pernah memiliki istri tiga orang itu. Ya, Kartini merelakan jiwa dan raganya untuk menikah dengan orang yang sudah beristri demi cita-citanya memajukan derajat kaum perempuan seperti dirinya. 

Jelang perkawinannya, Kartini sangat merasakan dengan suatu hal yang tak bisa dirubah. Sahabat karibnya, Stella Zeehandelaar tidak bisa memahami keputusan Kartini untuk menerima lamaran Bupati Rembang yang sudah beristri lebih dari satu itu. Akan tetapi Kartini sudah mengadakan kesepakatan-kesepakatan dengan calon suaminya itu. Ia tidak akan menggunakan bahasa kromo inggil pada suaminya seperti pada kebiasaan tradisi yang dilakukan seorang istri pada suaminya di zaman itu. Kartini tidak akan membasuh kaki sang suami pada saat upacara perkawinannya kelak. Diizinkan untuk membangun sekolah keputrian untuk kemajuan bangsanya, kaum wanita.
 
Pelaksanaan upacara pernikahan Kartini dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojoadiningrat pada tanggal 12 November 1903. Suaminya ternyata sangat mengerti dengan keinginan Kartini. Bahkan Kartini diberi kebebasan dan mendapat dukungan sepenuhnya untuk mendirikan bangunan sekolah keputrian yang berlokasi di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Sekarang bangunan tersebut digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Di sekolah yang didirikannya ini Kartini mengekspresikan segala ide dan gagasan-gagasannya dengan leluasa karena sangat didukung oleh suaminya yang memiliki kedudukan cukup tinggi sebagai Bupati di Rembang. Di sekolah keputrian ini Kartini mengajarkan berbagai seni kerajinan dan keterampilan, kesehatan dan perawatan di samping ilmu pengetahuan yang lain.
 
Ternyata Kartini selain dikenal dalam sejarah sebagai pejuang emansipasi wanita, Ia dikenal juga sebagai seorang seniwati. Pelopor dalam bidang disain modern, perancang seni ukir dan batik. Salah satu upaya Kartini untuk mengembangkan, merealisasikan ide dan gagasannya di sekolah kepandaian putri yang didirikannya itu dengan mengajarkan sendiri kepada murid-muridnya berbagai pengetahuan dan keterampilan terutama kerajinan ukiran dan ragam hias batik. Kemahiran dan kecakapan Kartini dalam seni ukir, seni batik dan menggambar inilah yang memotivasi Kartini untuk selalu kreatif. Mencari inovasi-inovasi baru dalam bidang seni rupa dan disain. Dalam karya-karyanya Kartini selalu berupaya memasukkan konsep-konsep keindahan dan nilai-nilai tradisi Jawa, meskipun sudah mengalami pembaharuan-pembaharuan sehingga bentuknya menjadi lebih modern. Pembaharuan ini bisa dilihat dari beberapa karya-karya Kartini seperti yang terdapat pada kotak perhiasan, pigura, kursi rotan, dan batik. Ada salah satu batik motip bunga karya R.A. Kartini yang sampai sekarang masih sangat digemari masyarakat, bahkan menjadi motif standar dijadikan acuan dasar pembuatan  seni ukir kayu Jepara yaitu motip "LunglunganBunga". Bahkan hingga kini motip lunglungan bunga menjadi ciri khas motip "Jepara Asli". 

Dari perkawinannya dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadiningrat, Kartini dikaruniai seorang putera, Anaknya yang  pertama dan sekaligus juga yang terakhir yang diberi nama, Soesalit Djojoadhiningrat yang dilahirkan pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, pada tanggal 17 September 1904, Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia relative muda 25 tahun. Jenazah R.A. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihan Kartini memperjuangkan derajat kaum wanita agar memiliki  persamaan hak dalam pendidikan, Yayasan Kartini yang didirikan oleh keluarga “Van Deventer” seorang aktifis politik etis(balas budi) di Semarang pada 1912, mendirikan sekolah Kartini di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya dengan nama   "Sekolah Kartini".  

Begitu pula seorang komponis, pahlawan nasional W.R. Soepratman pencipta lagu Indonesia Raya, menciptakan sebuah lagu khusus untuk mengenang jasa R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita yang tak kenal lelah bahkan merelakan jiwa raganya untuk kemajuan kaum perempuan melalui pendikan, diberi judul “R.A. Ajeng Kartini”. 

Referensi:
*Sri Hartatik, A.Ma,Pd “Kumpulan Kisah Pahlawan Indonesia”. Bintang Indonesia
*Slamet Priyadi, Drs. “R.A. Kartini Juga Seorang Seni Wati” Forum Guru Seni Budaya
*Agus Sachari, “Seni Rupa dan Disain” Erlangga
*Wikipedia Bahasa Indonesia, “R.A. Kartini”. google.com

Penulis:
Slamet Priyadi di Kp. Pangarakan - Bogor