Senin, 04 Juni 2018

"AWANG-AWANG TANPA LAWANG" Karya ki Slamet

Ki Slamet Blog - Inilah Karyaku
Selasa, 05 Juni 2018 - 02:53 WIB


“AWANG-AWANG TANPA LAWANG”
Karya : Ki Slamet 42

Saat tubuh rapuh tak bisa bergerak lumpuh
Berbaring di amben panjang berkasur lusuh
Sendiri rasakan sepi semua seperti menjauh
Segala daya yang dulu bisa kianlah merapuh
Pecahlah kemepyar buyar dan sukar disauh

Ketika rasa kantuk mengetuk kelopak mata
Kedua mata pun terpejam hilang segala rasa
Tidur mendengkur berselimut duka nestapa
Semua tak bisa dirasa meski dalam kata-kata
Dan ada air mata menetes di pipi tak terasa

Dalam tidur mendengkur mimpi pun datang
Bagai terbang di awang-awang tanpa lawang
Tiadalah ada yang ada segalanya sirna hilang
Hanya ada gumpalan angan di  awang-awang
Berarak berkejaran ngayang melayang-layang

Di balik angan ada sinar putih berpesan religi
Berwanti nasehati agar selalu ingat Ilahi Rabi
Melakukan Shalat wajib lima kali dalam sehari
Menunaikanlah zakat dan juga saling berbagi
Puasa di bulan Ramadhan jika mampu berhaji

Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 14 Mei 2018 09:23 WIB
 

Sabtu, 03 September 2016

"PUISI BULAN AGUSTUS 2016" Karya : Ki Slamet 42

Blog Ki Slamet 42 : Inilah Karyaku
Minggu, 04 September 2016 - 07:45 WIB

Ki Slamet 42
“SAAT MENJELANG AJAL DATANG”
Karya : Ki Slamet 42

Dalam alam hening jiwa terbang melayang rasakan tenang
Seraya melukis swarga maniloka akaca beraneka kembang
Lenyapkan rasa kehidupan dahulu yang telah sirna hilang
Tetapi kesenangan kehidupan mayapada masih terngiang
Hingga tak ikhlas lepaskan roh  di badan layang ke awang
Dan raga pun terus saja berbaring tiada daya terlentang

Setelah sekian lama  kau berbaring  di atas ranjang lekang
Jiwa dan Raga kembara di alam rasakan sakit nan panjang
Digerogoti  diabetes yang terus saja tak bosan menyerang
Akhirnya sampailah jua dikau di batas saat usia meregang
Tinggalkan segala duka lara, nestapa, bahagia dan senang
Kembali ke alam kelanggengan tanpa bisa dicegah rintang

Jika telah sampai di ujung tali temali usiamu anak wayang
Maka janganlah coba mencoba untuk mewujudkan kalang
Dengan raga yang terisikan kekuatan magi dayang-dayang
Sebab semua itu, cuma bentuk pengulur-ulur penghalang
Yang justru ragamu,  jadilah menjerit mengerang panjang
Tersiksa di dalam rasa sakit nyelekit jelang ajalmu datang

Maka ikhlaslah dalam menerima ajalmu datang menjelang
Saat malaikat Izrail mencabut merenggut rohmu terbang
Melayang menuju alam kelanggengan masuk lewat lawang
Yang tiadalah berbatas menghampar luas di awang-awang
Berpisah  dari jasadmu yang nampaklah kering kerontang
Tinggalkan alam marcapada menghadap Sang Maha Yang

Bumi Pangarakan, Bogor
Selasa, 30 Agustus 2016 – 14:05 WIB 




"MENCURAH DOA MEMOHON RIDHONYA"
By Ki Slamet 42

Ya Allah,  ya Tuhan kami,  Engkaulah Rabb semesta alam
Dzat maha suci,  maha tinggi pemberi hidayah dan kalam
Berikanlah hidayah-Mu kepada kami yang mudah lalai ini
Agar dengan ridhoMu, ikhlas jalani perintahMu ya, Rabbi
Atas ridhoMu pula kami mampu laksanakan tugas profesi

Ya Allah, ya Tuhan kami, Engkaulah Rabb Maha Pengasih
Maka,  berilah kami atma pikir nan terang, hati nan bersih
Agar dalam mendidik dan mengajar,  selalu berpikir jernih
Yang dipenuhi rasa welas asah, welas asuh, dan welas asih
Hingga dalam ujian, tak satu pun siswa-siswi kami tersisih

Ya Allah,  ya Rabbi,  Engkaulah Maha Pemberi kesehatan
Maka, berilah kami kesehatan iman dan kesehatan badan
Agar  bisa laksanakan tugas dengan segenap kemampuan
Untuk wujudkan visi, misi SMA Negeri 42 yang bertujuan
Unggul berprestasi berwawasan Imtaq Iptek dan lingkungan

Ya Allah, ya Rabbi, Engkaulah dzat pemberi keselamatan
Maka, selamatkanlah kami dari segala marabahaya rentan
Bala siksaan di alam dunia  maupun di alam kelanggengan
Selamatkan keluarga kami, saudara, dan para handaitolan
Agar kami semua mampu membangun mengisi kemerdekaan
Dalam bingkai  Negara Kesatuan dilambari rasa persatuan
Dalam Kebhinekaan meski beragam tapi tetap satu tujuan

“Rabbana aatinaa fiddunyaa hasanah
wafil aakhiroti hasanah
waqinaa ‘adzaa bannaar. 
Subhanaana robbika robbil
 ‘izzati ‘ammaa yashifuun
wasalaamu ‘alalmursaliin
walhamdullahirobbil’aalamiin.” 
Amien...amien...ya, robbal ’aalamien

Wabilahi taufiq walhidayah
wasalaamu’alaikum wr.wb!

Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 28 Agustus 2016 – 13:25 WIB



“ K I S A H  C I N T A K U ”
Karya : Ki Slamet 42

Kisah cintaku  pupus di bulan Agustus
Saat dia merona  berkata dengan serius
Bahwa tali kasih kasmaran sudah putus
Ditebas sebilah pedang  tajam terhunus
Berwarangka  berlapis hiasan mas bagus

Dan kupegang dada kuusap dan kuelus
Meredam detak jantungku yang hangus
Terbakar api dahana yang memberangus
Segala kenangan cinta  yang kian pupus
Bagai lukisan berdebu yang tak terurus

Meski semuanya itu terasa sakit nyelekit
Buat jiwaku berterteriak keras  menjerit
Rasakan pedih perih yang amat amit-amit
Seperti terjatuh dari awang-awang langit
Terjerambab dalam keputusasaan sempit

Aku akan terus  berupaya keras bangkit
Kibas segala rasa dan pikir yang menjepit
Gerak-gerik kebebasan yang terus melilit
Kenangan bercinta hingga tak mau lengit
Bersemayam di altar kalbu terus berderit

Maka kuanggap saja kenangan itu tak ada
Meski riak-riaknya masihlah tak mau sirna
Teruslah bergelora  menggeliat dalam jiwa
Namun itu  akan kuanggap hiasan semata
Yang tak mau lagi aku memperdulikannya

Bumi Pangarakan, Bogor
Jumat, 26 Agustus 2016 – 11:18 WIB



“DALAM HENING NAN SUNYI SEPI”
Karya : Ki Slamet 42

Kemilau sang Surya itu silaukan mata
Pancaran cahayanya atas langit akaca
Merebak selimuti seluruh bhumi loka
Rasakan sengat hangat di wajah rupa
Hingga menelusup terpa jiwa nan lara

Dan, aku masih berbaring tidur di sini
Di amben bambu dalam kamar nan sepi
Tiada disadar mendengkur hingga pagi
Nikmati mimpi indah tentang hari-hari
Yang endapkan segala memori lara hati

Saat aku sadar, aku buka jendela kaca
Nampak sang Surya ba’ ramah menyapa
“Selamat pagi tuan,  sang pejantan tua,
Kenapakah tuan, masih buruk sangka ?
Taqdir berlaku tuk semua ciptaan-Nya”

Maka,  aku pun tengadah ke langit biru
Mengadu memohon munajat kepada-Mu
Sirnakan hati gundah, jiwa nan berdebu
Curahkan rahmat hidayah dan RidhoMu
Atasku hamba-Mu yang menjauh dariMu

Di dalam hening dan sepi saat malam hari
Aku bangkit, bangun lalu wudhu bersuci
Bersujud, sembah jiwa raga padaMu Ilahi
Agar tetaplah dalam hidayahMu ya Rabbi
Bertaubat sirnakan dosa-dosa tak bertepi

Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 21 Agustus 2016 – 11:18 WIB