|
Candi Prambanan |
Blog Slamet -
Senin, 15 Juli 2013 - 23:20 WIB: Dalam kisah berdirinya
candi Loro Jonggrang yang dikenal juga dengan nama candi Sewu atau candi
Prambanan di Jawa tengah, ada cerita menarik yang bisa dijadikan suri tauladan
terkait sikap yang harus dimiliki seorang
pemimpin atau penguasa pemerintahan.
Diceritakanlah seorang raja bergelar Prabu Boko yang bukan lain adalah
Bandung Bondowoso. Prabu Boko ini sangat dihormati dan ditakuti oleh segenap
rakyat mau pun kerajaan-kerajaan yang menjadi wilayah kekuasaannya. Hal tersebut
terjadi oleh karena Prabu Boko atau Prabu Bandung Bondowoso adalah orang yang
digjaya, pilih tanding dan tingkat kesaktiannya demikian demikian tinggi. Bahkan
ia mampu mengerahkan pasukan jin, kebal senjata dan lain-lain.
Suatu ketika Prabu Bandung Bondowoso meminang seorang putri cantik
bernama Loro Jonggrang. Akan tetapi pinangannya itu ditolak Loro Jonggrang
karena Prabu Bandung Bondowoso adalah pembunuh ayahnya sendiri yang tewas mengenaskan
dalam suatu pertempuran mempertahankan harga diri dan kerajaan yang dikuasainya.
Ia tak mau tunduk dengan Prabu Bandung Bondowoso.
Akan tetapi ia berpikir
lebih jauh ke depan. Demi keselamatan seluruh rakyat di kerajaannya, akhirnya
Loro Jonggrang mau menerima pinangan Prabu Boko dengan syarat, Prabu Boko atau
Prabu Bandung Bondowoso mau membuatkan bangunan candi yang berjumlah seribu
buah sebagai hadiah perkawinannya. Candi tersebut harus sudah ada esok hari,
jadi harus dikerjakan pada malam itu juga, dalam waktu satu malam.
Seungguhnya,
syarat yang disampaikan Loro Jonggrang kepada Prabu Bandung Bondowoso sebagai
taktik semata dari Loro Jonggrang untuk menolak pinangan Prabu Bandung
Bondowoso, karena Loro Jonggrang yakin,
Prabu Boko tak mungkin bisa melakukan syarat yang disampaikannya karena tidak
masuk akal membangun candi berjumlah seribu dengan waktu hanya satu malam saja.
Mendengar syarat yang dikemukakan Loro Jonggrang, Prabu Bandung Bondowoso
hanya menyikapinya dengan tersenyum saja. “Baiklah
Loro Jonggrang, aku akan melakukan permintaanmu itu pada malam ini juga!” setelah
berkata demikian Prabu Bandung Bondowoso segera pergi meninggalkan Loro
Jonggrang yang menatapnya penuh tanda tanya, mungkinkah Bandung mampu melakukan
pekerjaan yang tidak masuk akal itu?
Bukan Bandung Bondowoso namanya jika tak mampu melakukan hal-hal yang
menurut logika berpikir manusia tak mungkin bisa dilakukan. Maka segera Bandung
Bondowoso merapal aji kesaktian penakluk bangsa jin. Pada saat itu juga
bermunculanlah ribuan bangsa jin datang menghampiri Bandung Bondowoso. Salah satu
pemimpin bangsa jin bernama Durba berkata
kepada Bandung Bondowoso,
“Wahai tuanku
Prabu Bandung Bondowoso, ada apakah gerangan tuan memanggil hamba kemari?”
“Baiklah Durba, kau adalah
sahabatku! Terus terang aku katakan, sekarang ini, malam ini juga, aku sangat
butuh bantuanmu! Jawab Bandung Bondowoso.
“Bantuan apakah yang tuanku
butuhkan kepada kami semua? Kami pasti akan memberikannya. Karena bagi kami
tuanku Bandung Bondowoso adalah raja kami!” Jawab Durba sambil
mengepalkan tangannya ke dadanya yang banyak ditumbuhi bulu-bulu hitam.
“Ya, Durba terima kasih! Aku
minta pada malam ini juga, kau dan semua bala tentaramu turut membantuku untuk
mendirikan sebuah candi besar yang dikelilingi oleh seribu buah candi-candi
kecil dan harus sudah selesai sebelum Matahari terbit esok hari.”
“Baik tuanku Bandung, kami
akan segera melaksanakan dan menyelesaikannya sebelum, Matahari terbit. Oleh karena
kami juga tak bisa melakukan apa-apa lagi jika cahaya Matahari mengenai tubuh
kami.”
Singkat cerita, tak sampai pukul dua belas tengah malam sebuah candi
besar dengan candi-candi kecil yang berdiri memagari candi besar telah berdiri
di tengah-tengah hamparan dataran luas yang banyak ditumbuhi pohon-pohon dan
bunga-bunga yang indah. Hanya tinggal satu buah lagi yang belum diselesaikan.
Melihat peristiwa ini, Loro Jonggrang teramat gusar hatinya. Sungguh tak
diduga, ternyata Bandung Bondowoso mampu mengabulkan permintaannya. Ia pun
memohon kepada Hyang Widhi agar Bandung Bondowoso beserta bangsa jin tak bisa
menyelesaikan pekerjaannya mendirikan bangunan candi.
Ternyata Hyang Widhi mengabulkan permohonan doa Loro Jonggrang. Tiba-tiba
di ufuk timur muncul cahaya keabu-abuan menyelimuti angkasa raya. Bunyi sahut-menyahut
ayam berkokok, bunyi suara burung yang mulai berkicau di pepohonan membuat bala
tentara jin sahabat Bandung Bondowoso lemas tak bertenaga, kesaktian para jin
tersebut melemah tak bisa lagi membantu menyelesaikan pembuatan candi yang
keseribu. Durba yang pemimpin bangsa jin berkata kepada Bandung Bondowoso,
“Tuanku, maaf! Kami tak bisa lagi melanjutkan
menyelesaikan candi yang keseribu. Tenaga dan kesaktian kami melemah hampir
sirna melihat sinar di angkasa, dan bunyi ayam berkokok sserta kicau burung-burung di pepohonan itu. Sekali lagi
kami mohon maaf!” segera Durba dan pasukannya pun menghilang dari pandangan
mata.”
Tinggallah Sang Prabu Bandung Bondowoso menatap kepergian bangsa jin yang
meninggalkan dirinya kembali ke tempatnya di tengah hutan dan gunung di
seberang sana. Sementara itu Loro Jonggrang menghampiri Prabu Bandung Bondowoso
seraya berkata, “Hm, Bandung! Kau telah
gagal membuatkan candi yang indah untukku. Dengan demikian perjanjianku untuk
mau menikah denganmu otomatis gagal.”
“Baiklah Loro Jonggrang,
sebenarnya peristiwa yang telah kau rekayasa sehingga bala tentara jin sahabatku
tak bisa menyelesaikan pekerjaannya itu aku sudah tahu. Semuanya adalah kau
penyebabnya. Rupanya kau telah menipuku, mengingkari janjimu, mau menerima
pinanganku hanya taktik semata agar aku tidak menghancurkan kerajaanmu dan
segenap rakyatmu. Oleh sebab itu, aku akan mengutukmu, aku akan menyumpahimu,
dan demi kesaktianku, jadilah kau batu, menjadi arca keseribu pada candi yang
ada di daerah Prambanan ini. Dan mulai sekarang candi ini bernama candi sewu (seribu) atau candi Loro Jonggrang karena arca yang
keseribu itu adalah kau Loro Jonggrang, seorang wanita yang telah mengingkari
omongannya sendiri.”
Demikianlah dengan kesaktiannya, Prabu Bandung Bondowoso mengutuk Loro
Jonggrang menjadi batu, menjadi arca keseribu pada candi yang berada di daerah
Prambanan itu. Oleh karena itu candi
tersebut bernama, Candi Prambanan
atau Candi Sewu atau Candi Loro Jonggrang. (Wallahu’alam)
Penulis:
Slamet Priyadi di Pangarakan Bogor