Blog Ki Slamet 42 : Inilah Karyaku
Minggu, 04 September 2016 - 07:45 WIB
Minggu, 04 September 2016 - 07:45 WIB
Ki Slamet 42 |
“SAAT MENJELANG AJAL DATANG”
Karya : Ki Slamet 42
Dalam alam hening jiwa terbang melayang rasakan tenang
Seraya melukis swarga maniloka akaca beraneka kembang
Lenyapkan rasa kehidupan dahulu yang telah sirna hilang
Tetapi kesenangan kehidupan mayapada masih terngiang
Hingga tak ikhlas lepaskan roh
di badan layang ke awang
Dan raga pun terus saja berbaring tiada daya terlentang
Setelah sekian lama kau
berbaring di atas ranjang lekang
Jiwa dan Raga kembara di alam rasakan sakit nan panjang
Digerogoti diabetes yang
terus saja tak bosan menyerang
Akhirnya sampailah jua dikau di batas saat usia meregang
Tinggalkan segala duka lara, nestapa, bahagia dan senang
Kembali ke alam kelanggengan tanpa bisa dicegah rintang
Jika telah sampai di ujung tali temali usiamu anak wayang
Maka janganlah coba mencoba untuk mewujudkan kalang
Dengan raga yang terisikan kekuatan magi dayang-dayang
Sebab semua itu, cuma bentuk pengulur-ulur penghalang
Yang justru ragamu,
jadilah menjerit mengerang panjang
Tersiksa di dalam rasa sakit nyelekit jelang ajalmu datang
Maka ikhlaslah dalam menerima ajalmu datang menjelang
Saat malaikat Izrail mencabut merenggut rohmu terbang
Melayang menuju alam kelanggengan masuk lewat lawang
Yang tiadalah berbatas menghampar luas di awang-awang
Berpisah dari jasadmu
yang nampaklah kering kerontang
Tinggalkan alam marcapada menghadap Sang Maha Yang
Bumi Pangarakan, Bogor
Selasa, 30 Agustus 2016 – 14:05 WIB
"MENCURAH DOA MEMOHON
RIDHONYA"
By Ki Slamet 42
Ya Allah, ya Tuhan
kami, Engkaulah Rabb semesta alam
Dzat maha suci, maha
tinggi pemberi hidayah dan kalam
Berikanlah hidayah-Mu kepada kami yang mudah lalai ini
Agar dengan ridhoMu, ikhlas jalani perintahMu ya, Rabbi
Atas ridhoMu pula kami mampu laksanakan tugas profesi
Ya Allah, ya Tuhan kami, Engkaulah Rabb Maha Pengasih
Maka, berilah kami atma
pikir nan terang, hati nan bersih
Agar dalam mendidik dan mengajar, selalu berpikir jernih
Yang dipenuhi rasa welas asah, welas asuh, dan welas asih
Hingga dalam ujian, tak satu pun siswa-siswi kami tersisih
Ya Allah, ya Rabbi, Engkaulah Maha Pemberi kesehatan
Maka, berilah kami kesehatan iman dan kesehatan badan
Agar bisa laksanakan
tugas dengan segenap kemampuan
Untuk wujudkan visi, misi SMA Negeri 42 yang bertujuan
Unggul berprestasi berwawasan Imtaq Iptek dan lingkungan
Ya Allah, ya Rabbi, Engkaulah dzat pemberi keselamatan
Maka, selamatkanlah kami dari segala marabahaya rentan
Bala siksaan di alam dunia
maupun di alam kelanggengan
Selamatkan keluarga kami, saudara, dan para handaitolan
Agar kami semua mampu membangun mengisi kemerdekaan
Dalam bingkai Negara
Kesatuan dilambari rasa persatuan
Dalam Kebhinekaan meski beragam tapi tetap satu tujuan
“Rabbana aatinaa fiddunyaa
hasanah
wafil aakhiroti hasanah
waqinaa ‘adzaa bannaar.
Subhanaana robbika robbil
‘izzati ‘ammaa yashifuun
wasalaamu ‘alalmursaliin
walhamdullahirobbil’aalamiin.”
Amien...amien...ya, robbal
’aalamien
Wabilahi taufiq walhidayah
wasalaamu’alaikum wr.wb!
Bumi Pangarakan, Bogor
Minggu, 28 Agustus 2016 –
13:25 WIB
“ K I S A H
C I N T A K U ”
Karya
: Ki Slamet 42
Kisah
cintaku pupus di bulan Agustus
Saat
dia merona berkata dengan serius
Bahwa
tali kasih kasmaran sudah putus
Ditebas
sebilah pedang tajam terhunus
Berwarangka berlapis hiasan mas bagus
Dan
kupegang dada kuusap dan kuelus
Meredam
detak jantungku yang hangus
Terbakar
api dahana yang memberangus
Segala
kenangan cinta yang kian pupus
Bagai
lukisan berdebu yang tak terurus
Meski
semuanya itu terasa sakit nyelekit
Buat
jiwaku berterteriak keras menjerit
Rasakan
pedih perih yang amat amit-amit
Seperti
terjatuh dari awang-awang langit
Terjerambab
dalam keputusasaan sempit
Aku
akan terus berupaya keras bangkit
Kibas
segala rasa dan pikir yang menjepit
Gerak-gerik
kebebasan yang terus melilit
Kenangan
bercinta hingga tak mau lengit
Bersemayam
di altar kalbu terus berderit
Maka
kuanggap saja kenangan itu tak ada
Meski
riak-riaknya masihlah tak mau sirna
Teruslah
bergelora menggeliat dalam jiwa
Namun
itu akan kuanggap hiasan semata
Yang
tak mau lagi aku memperdulikannya
Bumi
Pangarakan, Bogor
Jumat, 26 Agustus 2016 – 11:18 WIB
Jumat, 26 Agustus 2016 – 11:18 WIB
“DALAM HENING NAN SUNYI SEPI”
Karya
: Ki Slamet 42
Kemilau
sang Surya itu silaukan mata
Pancaran
cahayanya atas langit akaca
Merebak
selimuti seluruh bhumi loka
Rasakan
sengat hangat di wajah rupa
Hingga
menelusup terpa jiwa nan lara
Dan,
aku masih berbaring tidur di sini
Di
amben bambu dalam kamar nan sepi
Tiada
disadar mendengkur hingga pagi
Nikmati
mimpi indah tentang hari-hari
Yang
endapkan segala memori lara hati
Saat
aku sadar, aku buka jendela kaca
Nampak
sang Surya ba’ ramah menyapa
“Selamat
pagi tuan, sang pejantan tua,
Kenapakah
tuan, masih buruk sangka ?
Taqdir
berlaku tuk semua ciptaan-Nya”
Maka, aku pun tengadah ke langit biru
Mengadu
memohon munajat kepada-Mu
Sirnakan
hati gundah, jiwa nan berdebu
Curahkan
rahmat hidayah dan RidhoMu
Atasku
hamba-Mu yang menjauh dariMu
Di
dalam hening dan sepi saat malam hari
Aku
bangkit, bangun lalu wudhu bersuci
Bersujud,
sembah jiwa raga padaMu Ilahi
Agar
tetaplah dalam hidayahMu ya Rabbi
Bertaubat
sirnakan dosa-dosa tak bertepi
Bumi
Pangarakan, Bogor
Minggu, 21 Agustus 2016 – 11:18 WIB
Minggu, 21 Agustus 2016 – 11:18 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar