DENMAS PRIYADI BLOG | SABTU, 09 FEBUARI 2013 | 08:10 WIB
Pandawalima |
Diceritakanlah ketika
Dewa Agni yang menyamar sebagai brahmana meminta bantuan kepada Sri
Kresna dan Arjuna yang pada saat itu sedang asyik mengobrol sambil menikmati
indahnya panorama alam di tepian sungai Yamuna. Adapun bantuan yang diinginkan
oleh Dewa Agni kepada Sri Kresna dan Arjuna adalah membakar hutan Kandawa yang
dilindungi oleh Batara Indra. Karena menurut petunjuk yang diperolehnya setelah
bersamadi memohon petunjuk pada Hyang Brahma, bahwa yang bisa menolong Dewa
Agni untuk membakar hutan Kandawa untuk mencari sejenis tumbuh-tumbuhan bernama Latamausadi yang terdapat di hutan
tersebut, adalah Narayana dan Nara yang telah menjelma kepada Sri Kresna dan
Arjuna.
“Wahai
sang Nara dan Narayana yang sakti mandraguna, terus terang saya sangat
membutuhkan pertolongan tuan-tuan untuk mendapatkan Latamausadi di hutan
Kandawa, oleh karena menurut petunjuk Sang Batara Brahma, hanya tuan berdualah
yang sanggup membantu saya untuk membakar hutan Kandawa yang dilindungi oleh
Batara Indra itu!” Pinta Batara Agni kepada Arjuna dan Sri Kresna.
Mendengar penuturan yang penuh harap dari Dewa Agni, akhirnya
Arjuna dan Sri Kresna mengabulkan permintaan Dewa Agni. Tak lama kemudian,
dengan bantuan dan perlindungan dari Arjuna dan Sri Kresna, Dewa Agni membakar
hutan Kandawa sampai luluh lantak, habis terbakar semua dalam waktu tidak lebih
dari satu setengah bulan. Menurut cerita hanya tersisa enam penghuni hutan yang
selamat dari amukan dan kesaktian senjata Arjuna dan Sri Kresna mereka
adalahdi, raksasa Maya, Aswasena, dan empat ekor burung Sarngaka.
“Wahai
tuan-tuan sang Nara dan Narayana yang sakti mandraguna, tuan-tuan telah banyak
menolong saya, berbuat sesuatu untuk membantu saya mendapatkan Latamausadi.
Tanpa bantuan tuan-tuan berdua tentu saya tak bisa membakar hutan Kandawa yang
sedemikian luas, dan tidak mungkin berhasil mendapatkan Latamausadi, oleh
karena itu mintalah kepadaku, apa saja yang tuan-tuan inginkan sebagai balas
budi saya kepada tuan-tuan?!” kata Dewa Agni kepada Arjuna dan Sri
Kresna dengan sungguh-sungguh.
“Baiklah!
Arjuna Menjawab, “Jika
demikian, berikanlah kepada kami berdua semua senjata sakti yang dimiliki
Batara Indra!”
Dewa Agni menyanggupi dan mengabulkan permintaan Arjuna
sambil berkata,
“Kalian
berdua adalah harimau di antara manusia. Ke mana saja kalian pergi, kalian akan
seperti harimau!” Dewa Agni pun
menghilang dari pandangan Arjuna dan Sri Kresna.
Selanjutnya
Arjuna dan Sri Kresna melanjutkan perjalanannya, hanya raksasa Maya yang
diajaknya serta menemani pengembaraannya. Ketika sampai di tepi sungai Yamuna
yang elok nan permai itu, mereka beristirahat untuk melepaskan lelah. Pada saat
itu raksasa Maya sambil membungkuk berkata kepada Arjuna,
“Tuanku
Arjuna, karena tuan telah menyelamatkan hamba dari panasnya amukan api di hutan
Kandawa, maka katalah kepada hamba, apa yang tuan inginkan dari hamba?”
“Sudahlah,
Maya! Jangan kamu pikirkan itu, sekarang kamu bebas untuk pergi sesuka hatimu,
akan tetapi ingatlah! Kamu harus bersikap baik dan ramah kepada semua orang”. Jawab Arjuna kepada raksasa Maya.
“Tuanku
Arjuna, katakanlah sekali lagi! Apa yang tuan inginkan dari hamba, terus terang
hamba ini orang yang ahli dalam hal bangunan”. Desak raksasa Maya kepada
Arjuna.
“Maya,
terus terang aku sama sekali tidak mengharapkan balas budi apapun darimu.
Perkataanmu bahwa aku telah menyelamatkanmu, itu sudahlah cukup. Akan tetapi
jika engkau mendesak tentu aku tidak akan menolak, sekarang tanyakanlah kepada
kanda Sri Kresna!” Arjuna mengulangi pernyataanya kepada raksasa Maya.
Mendengar ini Sri Kresna tak menyia-nyiakan kesempatan ini,
segera ia menghampiri raksasa Maya kemudian berkata sambil berbisik di telinga
Maya,
“Bagunlah
sebuah istana yang megah dan indah di Indraprasta ini, yang kemegahannya dan
keindahannya tidak ada yang menyamai dan di seantero muka bumi ini”.
Raksasa Maya yang memang ahli dalam membuat bangunan, dengan
segala kesaktiannya segera membangun sebuah istana yang indah dan megah di Indraprasta.
Dalam waktu satu tahun dua bulan, di Indraprasta telah berdiri sebuah istana
kerajaan yang begitu indah dan megah yang keindahan dan kemegahannya tidak ada
yang menyamai bahkan tidak kalah keindahannya dengan istana para dewa-dewa
sekalipun. Untuk merayakan upacara penyerahan istana kerajaan Indraprasta, Sri
Kresna menyarankan kepada ke Lima Pandawa
agar terlebih dahulu menaklukkan kerajaan-kerajaan yang dahulunya
acapkali jenindas dan menjajah negeri-negeri lain yang berada di sekitar
Indraprasta. Ke lima tokoh Pandawa menerima saran Sri Kresna, maka merekapun
saling berbagi tugas, Yudistira menjadi raja di Indraprasta, Bima menaklukkan
negeri-negeri yang berada di sebelah Timur, Arjuna menanklukkan negeri-negeri
yang berada di sebelah Utara, Nakula menaklukka negeri-negeri yang berada di
sebelah Barat, Sadewa menaklukkan negeri-negeri yang berada di sebelah Selatan.
Setelah
berhasil menaklukkan negeri-negeri yang berada di daerah sekitar Indraprasta, ke
lima tokoh Pandawa bersama Sri Kresna mengadakan upacara syukuran dan selamatan
untuk memuliakan kraton Indraprasta dengan rajanya yaitu Yudistira putera
tertua dari Pandawa Lima. Banyak dari para raja-raja sekitar yang hadir pada
perayaan upacara berdirinya kerajaan Indraprasta yang indah dan megah tersebut,
tek terkecuali raja dari para Kurawa negeri Astina, Prabu Duryudana dan patih
Sangkuni. Mereka rata-rata semuanya berdecak kagum akan keindahan dan kemegahan
Indraprasta. (Referensi: Sri
Guritno-Purnomo Soimun HP, “Karakter
Tokoh Pewayangan Mahabarata”. Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata -
JAKARTA 2002)
Penulis
Slamet Priyadi
Setelah berhasil menaklukkan negeri-negeri yang berada di daerah sekitar Indraprasta, ke lima tokoh Pandawa bersama Sri Kresna mengadakan upacara syukuran dan selamatan untuk memuliakan kraton Indraprasta dengan rajanya yaitu Yudistira putera tertua dari Pandawa Lima. Banyak dari para raja-raja sekitar yang hadir pada perayaan upacara berdirinya kerajaan Indraprasta yang indah dan megah tersebut, tek terkecuali raja dari para Kurawa negeri Astina, Prabu Duryudana dan patih Sangkuni. Mereka rata-rata semuanya berdecak kagum akan keindahan dan kemegahan Indraprasta.
BalasHapus