Sabtu, 02 Februari 2013

Menyambut Anak Sepulang Dari Sekolah (Renungan Seorang Bapak) By Slamet Priyadi



Denmas Priyadi Blog | Sabtu, 02 Febuari 2013 | 10:50 WIB
Image "Keluarga Slamet" (Foto: SP)
Keluarga Slamet
SETIAP ORANG TUA tentu mempunyai problem psikologis tersendiri. Setelah seharian melepas energinya untuk mencari nafkah buat keluarganya. Dalam situasi dan kondisi yang demikian orang tua tentunya sangat memerlukan satu suasana keluarga yang harmonis. Setiap suami tentunya membutuhkan suasana yang menyejukkan dan membahagiakan.
Sementara kita sebagai orang tua baik sebagai ibu atau suami terkadang dalam menyambut anak sepulang sekolah suka menyambut anak dengan pertanyaan-pertanyaan menyangkut prestasi yang diperolehnya di sekolah: " Jagad! Bagaimana hasil ulangannya di sekolah dan, berapa nilai ulangan matematiknya?” Bentuk pertanyaan semacam itu menurut saya adalah sunguh kurang bijaksana diucapka kepada anak saat pulang dari sekolah.

Seyogyanya yang dilakukan orang tua bukanlah mengajukan pertanyaan-pertanyaan demikian tetapi yang dapat menyejukkan pikiran dan perasaan anak. Anak-anak sepulang dari kegiatan belajarnya di sekolah yang mungkin saja menghadapi berbagai kemungkinan menghadapi berbagai kemungkinan pengalaman yang terkadang tidak menyenangkan apakah itu berupa pengalaman waktu didamprat gurunya karena monyontek, bertengkar dengan temannya, dan lain-lain tentunya membutuhkan perkataan yang dapat menyejukkan perasaan hatinya .

Menghadapi suasana semacam itu Sebaiknya sebaiknya orang tua mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang baik seperti: "Nampaknya kau lelah sekali nak, lekaslah kau cuci mukamu itu dan terus makan!” atau perkataan seperti ini, “Peluhmu bercucuran, panas sekali ya, cuacanya?”
Pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut kiranya dapat menciptakan suasana yang menyejukkan dan menimbulkan ketenangan perasaan dan pikiran si anak sepulang dari sekolah. Dan bagi anak, pernyataan-pernyataan yang demikian merupakan sambutan dan ajakan kepada si anak untuk beristirahat menghilangkan lelah dan menghilangkan ketegangan jiwanya setelah belajar di sekolah. Ungkapan seperti itu merupakan sambutan yang diberikan oleh orang tua yang bijak dan penuh perasaan kasih sayang dan kehangatan cinta yang mendalam kepada anak. (Referensi: Drs Dewa Ketut Sukardi. “Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak”. Ghalia Indonesia: Jakarta 1987)
Penulis
Slamet Priyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar