Kembang api warna-warni hiasi langit biru di Malam Tahun Baru |
Suatu Ketika di Malam Tahun Baru
Karya: Slamet Priyadi
Saat sendiri dalam
kamar yang gelap gulita
Mesu diri ‘ngeraga sukma lepaskan jiwa dari raga
Kembara ke seluruh negeri naik Rajawali
Tunggangi Garuda Pancasila sakti
Yang menjadi pedoman diri dalam memcari jati diri
Menjadi sejatinya manusia, manusia sejati
Maka terbanglah aku ke angkasa raya
Melanglanglang buana dengan gagah perkasa
Kepakkan sayap seluas jagad membuka selimut pertiwi,
Penutup segala geraknya kehidupan masyarakat di bumi
Saat malam tahun baru rayapi semua kota-kota di Nusantara
Dari Sabang di Sumatra hingga sampai Merauke di Papua
Aku tundukkan kepala menatap ke bawah
Saksikan manusia di semua kota yang begitu melimpah ruah
Sambut tahun baru dengan
berbagai macam hiburan yang meriah
Bermewah-mewah meski habiskan biaya miliaran rupiah
Suara mercon, dentum petasan, terompet, dan klakson kendaraan
Terasa begitu memekakkan telinga kiri dan kanan
Warna-warni kembang api di angkasa adalah keindahan
Seperti lukisan-lukisan yang ada di gedung-gedung pameran
Di hotel-hotel mewah para hidung belang
berasyik-masyuk dengan wanita-wanita jalang
tak peduli seberapa banyak keluarkan uang
yang penting gelora birahi tersalurkan dengan lapang
Sementara di tempat-tempat hiburan
Saat kelompok musik beraksi di panggung lapangan
Para pencopet gerayangi saku celana, curi dompet penonton
yang tak sadar asyik bergoyang nikmati musik sekarang
Para polisi tak tampak lelah sibuk mengatur lalu lintas di
jalan
yang begitu padat dengan beribu-ribu macam jenis kendaraan
berseliweran di antara manusia yang berjubel
berdesak-desakkan
bahkan ada yang saling senggol, saling sikut bahkan kentut
sementara pedagang terompet sedikit memaksa jajakan dagangan
mereka saling bersaing harga-harga dijatuhkan
padahal malam masih merayap perlahan di perut malam
Gegap gempita malam tahun baru memang menggema di segala
penjuru
Lupakan sejenak dari haru biru segala masalah yang membelenggu
Dari kasus-kasus korupsi yang belum terungkap
yang dilakukan oleh para manusia bermuka rangkap
Meski berilmu dan berpendidikan tinggi, tetapi bisanya hanya
minteri
Selalu cari siasat agar selamat dari kasus hukum yang
menjerat
dialah para politikus, tikus-tikus yang bersifat tamak dan
rakus
dialah para penegak hukum yang suka memalak dan mengaum
dialah para pejabat bejat, yang suka mengerat uang rakyat
yang pandai merubah diri, merubah wajah, dan mahir
berargumentasi
Sementara di desa-desa terpencil masih banyak masyarakat
kecil
yang hidupnya melarat
tak memiliki tanah, tak memiliki rumah
apa lagi untuk menggarap kebun dan sawah
bertahan hidup hanya dari hutan bambu dekat pondoknya yang
mungil
hanya dari hasil
karyanya membuat kerajinan bambu yang dijual
dengan berjalan kaki berpuluh kilometer jaraknya dari pondok
menuju pasar
jika malam hari tak ada penerang hanya pelita kecil
yang sumber apinya diolah dari buah jarak karena tak sanggup
beli minyak
Begitulah sisi kehidupan di negeri ini
Negeri yang konon katanya kaya, subur makmur, aman dan
sentosa,
Negeri yang gemah ripah loh jinawi, indah bagaikan zamrud di
khatulistiwa
yang tongkat kayu dan
batu bisa menjadi tanaman
Namun kenyataannya, perbedaan hidup
begitu nyata antara si miskin dan si kaya
Sementara rasa persatuan antar sesama tak jelas arahnya
Terkoyak oleh peristiwa-peristiwa perang antar warga
Perang antar suku, bahkan antar agama
Belum lagi tawuran
pelajar yang menjadi tradisi dari tahun ke tahun
Semoga di tahun dua ribu empat belas ada perubahan yang
meluas
Di seluruh Nusantara, di Negara Kesatuan Republik Indonesia
Semoga...
"Tahun Baru 2014"
Karya: Slamet Priyadi
Gegap gempita itu ceriakan perut malam
kembang api warna-warni saingi cahaya kemintang
sinar keindahan yang terang benderang
kembang api warna-warni saingi cahaya kemintang
sinar keindahan yang terang benderang
hiasi akaca, cerahkan birunya langit yang membentang
bagai lukisan atma putih gita pertala
sambut tahun baru dua ribu empat belas dengan suka cita
bagai lukisan atma putih gita pertala
sambut tahun baru dua ribu empat belas dengan suka cita
lewat bait puisi delapan baris ini, aku ucapkan salam kata
Selamat Tahun Baru 2014, semoga Indonesia ‘kan tetap jaya!
Selamat Tahun Baru 2014, semoga Indonesia ‘kan tetap jaya!
Bumi Pangarakan,
Bogor
Rabu, 01 Januari 2014
15:54 WIB
SP091257
Tidak ada komentar:
Posting Komentar