Minggu, 04 Januari 2015

"OJO DUMEH!": PERISTIWA ANEH DI KP. PANGARAKAN BOGOR

ImageTuyul bergajul 


Kp. Pangarakan, Bogor
TUYUL BERGAJUL DI KP. PANGARAKAN ?
Karya Slamet Priyadi

Kampung Pangarakan kini sudah tak aman berjaya
Bukan  karena  perang  antar  suku,  ras dan agama
Bukanlah  pula  perang  antar warga  penyebabnya
Bukanlah  pula  karena  pencurian yang meraja lela
Tapi karena  seringnya uang  hilang entah ke mana
Hilang lenyap raib  penuh  misteri  jadi tanda tanya

Peristiwa  dan kejadian  seperti ini  berulang terjadi
Dialami  oleh  para  tetangga  terutama  aku  sendiri
Anehnya  uang  yang  hilang  kisaran  seratus ribuan
Baik di dompet, bawah kasur atau di lemari pakaian
Menyulut  pertengkaran  antar saudara saling curiga
Bahkan suami-istri saling tuduh tak ada juntrungnya

Suatu ketika, aku ambil uang gaji di Bank DKI Cililitan
Jumlah  uang  gaji  itu  benar  berjumlah  lima jutaan
Sudah kulihat sendiri pada mesin yang diperlihatkan
Oleh kasir bank DKI yang bersikap ramah dan sopan
Dan sudah kuhitung ulang pula untuk membuktikan
Kebenaran,ketepatan jumlah uang yang diserahkan

Setiba  di rumah  aku  hitung kembali uang gaji di tas
Sungguh aku heran bukan kepalang hatiku was-was
Uang  itu berkurang jadi empat juta lapan ratus  pas
Peristiwa sama  dialami  pula tetangga depan rumah
Yang berkisah akan keheranannya peristiwa kaprah
Yang terjadi di Kp. Pangarakan dan Kampung Sawah

Ketika  di rumah adakan acara sunat masal bersama
Oleh Perhimpunan Dokter RS Cipta Mangunkusuma
Dan Perkumpulan Alumni SD  Sabda  Palon Jakarta
Kejadian  uang  hilang secara  gaib kembali berulang
Ada tiga orang  dokter yang  merasa  uangnya hilang
Padahal ada di  dalam dompet yang masih dipegang
Dokter-dokter  itu seperti  mengalami peristiwa aneh
Uang yang di dompet sebanyak dua ratus ribu rupiah
Raib secara misterius lenyap dalam waktu bersamaan
Lalu bertanya kepada istriku dengan rasa  keheranan:
“Bu, apa di daerah ini ada orang yang pelihara tuyul?”
Jawab istriku: “Itu mungkin  saja, bu dokter! 
uang gaji  suami  saya, juga sering raib
setiba di rumah ditarik tuyul bergajul!”

Minggu, 04 Januari 2015—12:37 WIB
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor

Semak belukar sarang ular
Anak ular masuk rumah 1
Anak ular masuk rumah 2
Anak ular masuk rumah 3

SEMAK BELUKAR ITU SARANG ULAR
Karya Slamet Priyadi

Hujan rinai yang  terus-menerus  sirami  bumi pangarakan
Tumbuh-segarkan  segala  tanaman  yang  ada di  halaman
Rumput gajah dan tapak liman merah tumbuh berserakan
Jambu  kelutuk, jeruk limau, bluntas, dan dondongg  jaran
Jikalau kita  bisalah  mengolahnya,  dibuat  jadikan ramuan
Adalah obat penurun darah, koreng, batuk, dan bau badan

Sementara  tanah  di  samping rumah tumbuh  semak belukar
Gumuk Ilalang  semakin membesar menyebar jadi sarang ular
Kobra, sanca  menjalar, ular hijau di  batang bluntas melingkar
Di batang pohon mangga dua tokek jantan sedang bertengkar
Bertarung rebutkan tokek betina yang lari bersembunyi di akar
Menanti sang tokek jantan pemenang untuk hening berkelakar

Suatu ketika cucuku buka tas tempat mainan yang ada di lantai
Tidak dinyana  di dalamnya  ada ular kobra  kecil ke luar  lalu lari
Menggeliat-geliat di lantai kemudian sembunyi di bawah lemari
Secepatnya  kuangkat  kugendong cucuku letakkan di atas kursi
Tak mau  ambil resiko, kuambil seciduk air panas dari dispenceri
Lalu kusiramkan  seciduk air panas itu ke ular kobra sampai mati

Suatu ketika di  dapur ada ular hijau ditumpukan kacang panjang
Yang  akan  dibuat sayur tumis kacang dan kembang paya lanang
Untung  saja  istriku  lihat jelas ular itu yang  bergerak bergoyang
Istriku kaget menjerit-jerit minta  tolong  akupun  segera datang
Cepat kuambil  pedang  yang  tergantung  di  dinding sisi  wayang
Lalu kutebas leher  ular hijau itu hingga nyawanya pun melayang 

Suatu ketika saat menantuku hendak  pergi mandi di siang bolong
Tiba-tiba, ia berteriak-teriak, menjerit-jerit  keras meminta tolong
Di  kamar mandi  ular kobra  besar  melingkar  di kran air rempong
Segera  aku siram dengan air panas, ular melesat ke sudut gorong
Kusiram lagi ular itu dengan air panas sampai kulitnya mengelupas
Sebab minggu  yang lalu  tetanggaku juga digigit ular hingga tewas  

Belum lama ini sekitar sebulan yang lalu pun ada tiga ekor anak ular
Masuk kamar mandi  lewat saluran air yang lupa ditutup batu besar
Ketiga  anak ular kobra itu terus  merayap  perlahan-lahan menjalar
Menantuku yang  satu lagi yang berani dan tidak takut  dengan ular
Tangkap ketiga anak ular satu-satu, lalu dimasukkan ke toples besar
ketiga anak ular pun disiram dengan air panas sampai mati terkapar

Sabtu, 03 Januari 2015 – 13:48 WIB
Slamet Priyadi di Pangaraka, Bogor
 

"OJO DUMEH!": PERISTIWA ANEH DI KP. PANGARAKAN BOGOR: Orang tua temani anaknya dlm Sunat masal di Kp. Pangarakan TUYUL BERGAJUL DI PANGARAKAN Karya Slamet Priyadi Kampung Panga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar