Denmas
Priyadi Blog│Minggu, 17 Febuari 2013│07:20 WIB
ACAP
KALI orang tua tak menyadari kesalahannya, kalau dalam mendidik anak pada usia
dini (0 sampai 6 tahun) adalah salah. Kesalahan tersebut pada umumnya adalah
pada cara membimbing dan mengasuh anak
yang hanya dengan bicara dan perintah saja, bukan dengan sikap dan prilaku serta
contoh teladan yang baik.
Orang tua yang gemar membaca akan dicontoh anak |
Sebagaimana
kita ketahui anak pada usia 0 sampai 6 tahun merupakan masa di mana tingkat
daya serap dalam merespon apa yang dilihat dan didengarnya adalah mencapai
70-80 persen. Artinya, pada masa periode ini akan lebih efektif jika orang tua
dalam membimbing dan mengasuh serta mendidik anaknya adalah dengan cara memberi
contoh teladan serta sikap yang baik, bukan hanya sekedar bicara dan
perintah-perintah yang terkadang sukar dilakukan oleh anak dalam usia dini ini.
Jadi
utamanya orang tua, terutama sang ibu jangan sampai merusak perkembangan kecerdasan
dan mental anak hanya karena kesalahan prilaku dan sikap yang mungkin tidak disadarinya.
Jika anak melihat perbuatan orang
tuanya, ibu-bapaknya sedang membaca buku, sholat, dan bertutur kata yang baik,
maka itu akan selalu diingat dan dicontohnya bahkan dipraktikkannyadalam
aktifitas hidupnya sehari-hari. Begitupun sebaliknya, apabila orang tua, ibu
dan bapaknya sering bertengkar dengan mengucapkan kata yang kasar dan tidak
pantas, maka semua itu akan terserap dalam memorinya yang kemudian anak pun
akan berprilaku dan berkata-kata seperti apa yang ada dalam ingatannya dan
pernah disaksikannya itu.
Nah,
bagi para orang tua yang mengasihi anak-anaknya tentu akan selalu memperhatikan
perkembangan kecerdasan dan mental serta pertumbuhan fisik anak pada usia dini.
Oleh karena itu berikanlah kasih sayang serta perhatian yang penuh dalam
mendidik, mengasuh, membimbing anak dengan cara selain dengan kata-kata yang
lemah lembut, juga utamanya adalah dengan memberikan contoh suri tauladan serta
sikap dan prilaku yang baik. Dengan harapan semuanya itu akan tersimpan dalam
diri anak jiwa yang bersih hingga mencapai usia dewasa. Karena manusia terbaik adalah manusia yang berbudi
pekerti luhur. Seandainya hal tersebut tetap tercermin dan terpantul dalam
prilaku hidup manusia dalam keseharianya, mungkin korupsi tak akan merebak
seperti sekarang ini.
Penulis
Slamet
Priyadi di Pangarakan - Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar