Denmas Priyadi Blog | Minggu, 24
Maret 2013 | 20:15 WIB
Remy Silado |
KEMAJUAN
ilmu pengetahuan menyebabkan kita dapat menikmati musik tanpa pergi ke gedung-gedung
pertunjukkan. Sekarang kita dapat menikmati musik di rumah sendiri, melalui
radio, tape, vcd, HP, televisi, dll. Situasi yang membahagiakan ini baru
berlangsung pada permulaan abad ke-20. Sebelum maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan, orang-orang hanya bisa
menikmati musik di panggung, gedung-gedung pertunjukkan, atau tempat-tempat
keramaian yang diselenggaran setahun sekali, misalnya di pasar malam.
Menikmati musik digedung pertunjukan atau pasar malam tidaklah bisa dilalukan sembarang waktu. Itu berarti, orang tak bisamenikmati musik dalam keadaan santai seperti sekarang, terkecuali apabila orang itu sendiri yang memainkannya. Karena seorang penikmat seni (apresiator) harus meninggalkan dulu rumahnya untuk mencapai tempat pertunjukkan, maka banyak pula masalah yang dihadapi. Jika tempat pertunjukkan itu jauh, dan kebetulan hari hujan pula, Ia bukan saja membutuhkan kendaraan, akan tetapi juga payung ataupun jas hujan.
Sekarang anda pun dapat menikmati musik di rumah sendiri dengan santai, sambil berbaring, duduk berpangku tangan dan bergoyang kaki, ataupun sambil mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, misalnya sambil menyapu, memasak,dan lain-lain. Anda cukup memutar radio atau kaset, dan anda dapat memilih musik apa saja sesuai dengan selera yang anda senangi.
Memang benar, musik sudah demikian dekat dengan kehidupan manusia saat ini. Nampaknua tak seorang pun di antara bangsa merdeka di dunia ini, yang menhayati kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
yang luput dari kegiatan kebudayaan, yang luput dari kegiatan musik.
Tahukah anda, dari manakah asal kata musik kita terima?
Asal kata musik dari bahasaYunani, mousai, yakni nama sembilan dewi yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan nama sewi-dewi itu adalah putrii-putri Zeus dan Mnemousine yaitu, Clio, Thalia, Melpomene, Terpischore, Erato, Polyhymnia, Calliope, Urania,dan Euterpe.
Dalam sejarah Yunani, musik menduduki tempat yang istimewa sebagai perwujudan perasaan. Kebudayaan eropa sepenuhnya bersumber dari kebudayaan Yunani.
Ketika agama Kristen berkembang di Eropa, dasar-dasar ilmu musik orang Yunani itulah yang dikembangkan. Sebagai mana telah kita baca sebelumnya, peranan gereja dan pemuka agama sangat besar menentukan kesempurnaan musik. Kemudian, untuk membedakan mana musik yang bersifat kudus yang dipakai sebagai bagian tata ibadah dalam gereja, dan mana pula yang bukan kudus, sejarah musik membagi dua jenis musik, yakni musik gerejawi dan musik duniawi.
Baik musik gerjawi maupun musik duniawi, keduanya mengenal cara permainan melalui alat peraga dan alat suara. Musik dengan alat peraga disebut musik instrumental, musik melalui suara manusia disebut musik vokal. Apabila vokal diiringi dengan instrumen, maka iringan tersebut akompanimen, dan vokal tanpa iringan disebut a capella.
Menikmati musik digedung pertunjukan atau pasar malam tidaklah bisa dilalukan sembarang waktu. Itu berarti, orang tak bisamenikmati musik dalam keadaan santai seperti sekarang, terkecuali apabila orang itu sendiri yang memainkannya. Karena seorang penikmat seni (apresiator) harus meninggalkan dulu rumahnya untuk mencapai tempat pertunjukkan, maka banyak pula masalah yang dihadapi. Jika tempat pertunjukkan itu jauh, dan kebetulan hari hujan pula, Ia bukan saja membutuhkan kendaraan, akan tetapi juga payung ataupun jas hujan.
Sekarang anda pun dapat menikmati musik di rumah sendiri dengan santai, sambil berbaring, duduk berpangku tangan dan bergoyang kaki, ataupun sambil mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, misalnya sambil menyapu, memasak,dan lain-lain. Anda cukup memutar radio atau kaset, dan anda dapat memilih musik apa saja sesuai dengan selera yang anda senangi.
Memang benar, musik sudah demikian dekat dengan kehidupan manusia saat ini. Nampaknua tak seorang pun di antara bangsa merdeka di dunia ini, yang menhayati kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
yang luput dari kegiatan kebudayaan, yang luput dari kegiatan musik.
Tahukah anda, dari manakah asal kata musik kita terima?
Asal kata musik dari bahasaYunani, mousai, yakni nama sembilan dewi yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan nama sewi-dewi itu adalah putrii-putri Zeus dan Mnemousine yaitu, Clio, Thalia, Melpomene, Terpischore, Erato, Polyhymnia, Calliope, Urania,dan Euterpe.
Dalam sejarah Yunani, musik menduduki tempat yang istimewa sebagai perwujudan perasaan. Kebudayaan eropa sepenuhnya bersumber dari kebudayaan Yunani.
Ketika agama Kristen berkembang di Eropa, dasar-dasar ilmu musik orang Yunani itulah yang dikembangkan. Sebagai mana telah kita baca sebelumnya, peranan gereja dan pemuka agama sangat besar menentukan kesempurnaan musik. Kemudian, untuk membedakan mana musik yang bersifat kudus yang dipakai sebagai bagian tata ibadah dalam gereja, dan mana pula yang bukan kudus, sejarah musik membagi dua jenis musik, yakni musik gerejawi dan musik duniawi.
Baik musik gerjawi maupun musik duniawi, keduanya mengenal cara permainan melalui alat peraga dan alat suara. Musik dengan alat peraga disebut musik instrumental, musik melalui suara manusia disebut musik vokal. Apabila vokal diiringi dengan instrumen, maka iringan tersebut akompanimen, dan vokal tanpa iringan disebut a capella.
Penulis:
Slamet Priyadi di Kp. Pangarakan - Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar